Jumat, 22 Agustus 2008

KEMERDEKAAN: Jangan Hanya Simbol!!!

Dalam sebuah artikel The Etnology Of the Indian Achipelago yang terbit pada tahun 1850, seorang sekotlandia, adalah James Richardson Logan yang pertama kali menyebut kepulauan yang kita diami ini dengan sebutan Indonesia. Sedangkan diantara peribumi yang pertama kali menggunakan istilah ini adalah Surwadi Suryaningrat, yang sering dikenal dengan sebutan Ki Hajar Diwantara.

Nama Indonesia pada mulanya hanya terkenal dikalangan para ilmuwan dibidang etnologi dan geografi saja, namun pada tahun 1920-an sejalan dengan berkembangnnya suhu politik dan kesadaran dari para anak bangsa, mereka menganggap pentingnya sebuah identitas diri sebuah negara. Maka mereka mulai menyebut kepulauan yang kita diami ini dengan Indonesia. Bung Hatta menegaskan: "negara Indonesia merdeka yang akan datang mustahil disebut 'Hindia Belanda'."

Akhirnya pada Tanggal 28 oktober 1928 para pemuda-pemudi Indonesia menyepakati nama "Indonesia" sebagai nama untuk tanah air, bangsa dan bahasa kita. Dalam sejarah, momentum tersebut dikenal dengan sumpah pemuda.

Pada tanggal 17 agustus 1945 lahirlah Republik Indonesia. Pada tiap tanggal tersebut, masyarakat dunia tahu bahwa rakyat Indonesia sedang merayakan pesta besar. Yaitu pesta memperingati kemerdekaan. Yang diperoleh tidak dengan tidur-tiduran dan malas-malasan, tapi dengan perjuangan gigih; tenaga, harta, pikiran. ”Memperingati” berarti “mengingat kembali” kejadian yang dulu pernah menimpa bangsa Indonesia.

Kemerdekaan adalah hak asasi manusia yang paling tinggi, dengan kemerdekaanlah eksistensi manusia menjadi nyata. Pun, kaitannya dengan kemerdekaan sebuah negara. Kedaulatan sebuah negara menjadi nyata ketika kemerdekaan sebuah negara didapat (diakui secara de facto dan de jure).

Peringatan kemerdekaan ini sering dirayakan dengan berbagai macam cara. Yang jelas dan pasti semuanya membutuhkan pengorbanan, yang paling tampak adalah pengorbanan harta demi terwujudnya sebuah ritual perayaan. Simbol-simbol kemerdekaan di pasang dihampir setiap rumah, tidak ada satupun jalan yang kosong dari simbol kemerdekaan. Bukan perayaan yang biasa-biasa, melainkan perayaan yang “WAH”, demi satu hal; memperingati kemerdekaan. Hampir disetiap juru desa, kampung, dan kota tampak pesta-pesta, bahkan seolah-olah saling bersaing ingin menunjukan bahwa hanya kelompoknya-lah yang terbaik. Sadarkah kita?, bahwa semua itu memerlukan pengorbanan harta yang tidak sedikit jumlahnya.

Amat nista sebuah prosesi agung menjadi sebuah prosesi sampah, ketika apa yang kita lakukan demi memperingati kemerdekaan hanya berujung pada gelak tawa, hura-hura, minum-minuman, main judi dan main sex.

Akan dibawa kemanakah pengorbanan harta dan tenaga kita demi sebuah ritual perayaan?. Betapa mubadzirnya!, andaikan pengorbanan demi sebuah ritual perayaan hilang tak berbekas, tidak ada makna yang bisa menjadi renungan tentang kemerdekaan yang lebih hakiki. Pada tataran ideal, perayaan kemerdekaan seharusnya menjadi renungan agar kita bisa mengisi kemerdekaan Republik Indonesia ini dengan tindakan konkrit, pada waktu-waktu mendatang.

 

Cermin Setiap Individu Bangsa

Kita memerlukan sebuah cermin untuk melihat penampilan kita. Apakah sudah rapih atau belum?. Begitupun untuk proses kehidupan yang dijalani, kita memerlukan cermin untuk tingkah laku, sikap dan perbuatan kita, agar semuanya dapat menjadi lebih baik. Pertanyaannya, bagaimana cara bercerminnya? Hanya satu caranya adalah mengingat ulang (introspeksi diri). Kita melist tingkah laku kita yang jelek dan tingkah laku kita yang baik. Juga melist keadaan kita yang buruk (yang tidak diinginkan) dan keadaan yang baik (yang diinginkan).

Dalam kontek kenegaraan, memperingati kemerdekaan berarti mengingat ulang kejadian yang telah lalu saat  rakyat Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Tidak hanya mengingat tanggal 17 agustus 1945 (when), namun mengingat siapa yang berjuang (who), apa yang diinginkan (what), kenapa (why) dan bagaimana mendapatkan kemerdekaan (how).

Proses (how) dan alasan (why) mendapatkan kemerdekaan –menurut hemat penulis- adalah dua hal yang paling pokok yang mesti diingat ulang oleh kita bangsa Indonesia. “Proses” akan mengajarkan kita betapa susah payahnya orang tua kita untuk mengambil hak kemerdekaan dari tangan orang lain. Dari hal itu, maka akan mengejawantah rasa patriotisme dalam arti rasa rela berkorban orang tua kita. “Proses” juga mengajarkan betapa sulitnya menyatukan visi setiap kepala anak bangsa demi meraih kemerdekaan, disinilah rasa nasonalisme dalam arti cinta kepada tanah air lebih dijunjung tinggi dan diutamakan dari pada ego golongan, etnis, ras, jabatan, dan keyakinan.

“Alasan” mengajarkan bahwa kemerdekaan adalah hak paling dasar manusia dengan tanpa kecuali. Ketika kemerdekaan kita di rampas oleh orang lain maka kewajiban kita –penulis lebih memilih menyebut hak- untuk mendapatkannya kembali.

Jelas, bahwa kemerdekaan adalah hak setiap manusia yang lahir termasuk setiap individu bangsa indonesia Dalam realitanya, apakah kemerdekaan sudah didapat oleh seluruh bangsa indonesia?, Ataukah kesenjangan -meminjam istilah Karl Mark- antara kaum proletar dengan kaum borjuis sudah bisa di kompromikan. Ataukah memang betul yang dikatakan Karl Mark, bahwa memang yang kuat (mutropin) harus menindas yang lemah (mustadh'afin) demi keberlangsungan sebuah negara?.

Kenyataan dilapangan, kaum papah bertongkat hanya bisa merintih dan berteriak meminta hak an sich. Sedangkan kaum kaya berpangkat hanya menjawabnya dengan bahasa komunikasi, bukan dengan bahasa aksi.

 

Pendidikan dan Kesadaran

Jelas bahwa simbol-simbol dan perayaan-perayaan untuk memperingati kemerdekaan mempunyai tujuan yang sangat mendasar, sekaligus mulia. Yaitu mengingatkan kepada seluruh komponen masyarakat agar merenungkan kembali dan mendalami tentang arti sebuah arti kemerdekaan. Berpijak dari pengalaman sejarah orang tua kita selama lebih dari 350 tahun dijajah oleh bangsa lain.

Setelah perenungan, maka kita harus mendapatkan pemahaman tentang arti sebuah kemerdekaan. Ingat! tidak berhenti sampai sana, kita perlu mengaktualkan pemahaman kita tentang sebuah kemerdekaan dalam sebuah sikap (bahasa aksi).

Realisasi sebuah tujuan mulia ini memang bukanlah hal yang mudah, namun bukan sebuah hal yang mustahil. Pendidikan adalah gerbang yang menganga lebar demi masuknya sebuah kesadaran tentang arti kemerdekaan yang sejati pada setiap jiwa rakyat indonesia. Tentunya bukan pendidikan yang dipolitisasi seperti jaman dahulu. Baik politisasi oleh pemerintah, lembaga pendidikan dan praktisi pendidikan; yang tiada lain yaitu para pendidik sendiri.

Dengan adanya pendidikan, semoga semua pihak sadar bahwa tiap orang yang lahir di muka bumi ini mempunyai hak untuk merdeka. Dengan “kesadaran”lah maka hak-hak kemerdekaan yang dilupakan oleh aturan hawa nafsu para "borjuis baru" akan diperjuangkan. Dengan kesadaran para pemimpin akan sesegara mungkin memberikan hak kemerdekaan bagi saudaranya yang sebangsa. Yang hak kemerdekaannya terlupakan karena sebuah kedekatan, kekeluargaan dan kemunafikan.

Kita semua tidak ingin melihat bangsa ini di tertawakan lagi oleh bangsa lain, seperti ditertawakannya dahulu oleh bangsa penjajah ketika melihat bangsa indonesia saling hantam satu sama lain. Ingat betapa patriotik (heroik) dan nasionalisnya orang tua kita demi sebuah kemerdekaan yang hakiki.

Semoga setiap individu bangsa ini -tanpa terkecuali- mendapatkan hak kemerdekaan yang hakiki. Dirgahayu Republik Indonesia...!!!

Kamis, 14 Agustus 2008

SILSILAH MUHAMMAD SAW


                            Qushayy
                          (lahir 400M)
                               |
        +----------------------+----------------------+
        |                      |                      |
  'Abd'l-'Uzza            'Abd Manaf             'Abd'd-Dar
        |                (lahir 430M)
        |                      |
        |           +----------+-----------+----------+
      Asad          |          |           |          |
        |       Muttalib    Hasyim       Naufal   'Abd Syams
        |                (lahir 464M)                 |
    Khuwailid                  |                    Umayya
        |               'Abd'l-Muttalib               |
   +----+----+            (lahir 497M)               Harb
   |         |                 |                      |
'Awwam   Khadijah              |                  Abu Sufyan
   |                           |                      |
 Zubair                        |                   Mu'awiya
                               |
   +--------+----------+-------+--+-----------+----------+
   |        |          |          |           |          |
Hamzah   'Abbas   'Abdullah   Abu Lahab   Abu Talib   Harith
                 (lahir 545M)                 |
                       |           +----------+----------+
                       |           |          |          |
                   MUHAMMAD     'Aqil       'Ali       Ja'far
                 (lahir 570M)      |          |
                                   |      +---+---+
                                   |      |       |
                                Muslim  Hasan  Husain

Senin, 05 Mei 2008

Zeest ku, Kehidupan Ku

Hari ini tanggal 21 april 2006

Hampir saja.....

Kemaren ku melakukan suatu kebodohan,eh.... atau mungkin sebuah komitmen hidup.

Saat ini, ku tak peduli kejadian kemaren apakah sebuah anugerah –setidaknya menurutku saat ini- atau bahkan merupakan sebuah kebodohan –kata mereka yang berharap bahwa aku bisa menjalani hubungan dengan nya.

mau tak mau”, ku pikir aku harus katakan semuanya pada zeest tentang sebuah bongkah yang ada di dalam dadaku.

BUKAN...!

Bukan dalam dada, TAPI di dalam sana.....

YA..!

dalam, dalam, dalam, sangat dalam.

Yang selama 760 hari bongkah itu menggerogoti kewarasanku, mencerabuti akar kemanusiaanku....... Namun kuterlanjur meminta untuk melihat, mendengar, mencium, merasakan.... kewujudannya.

Sepakat.

Islamic Center kota Bekasi akan menjadi sebuah tempat bersejarah bagi ku sekaligus zeest, -eh... atau mungkin menjadi sebuah neraka bagi ku, walau kemungkinan ini hanya 5%nya.

“bu sy skr brgkt

K tmpt MFQ[1]. Oh

Iya sms k no ni

Aja. OK!"

Ku pijit tombol kirim.

Laporan diterima.

Segera ku hapus.

Perjalanan Balai Irigasi-Islamic Center lumayan membuat keluar banyak keringat, selain cuaca daerahnya yang panas, aku belum terbiasa dengan cuaca di daerah bekasi, ditambah bertumpuknya gundukan rasa: keraguan, ketidak pastian, keoptimisan, ketuputus asaan, kebahagiaan. Apa yang akan terjadi padaku andai aku dan zeest bener-bener ketemu.

####

Tak jelas sudah berapa jam ku menunggu, tak jelas pula apa yan di rasa hati ini. Ku ambil Handphone, pijit find name, ku miscaalled zeest. Ku berharap ada jawaban berupa sms dimana ia berada saat ini.

Beberapa menit.

Tidak ada jawaban.

Pijit find name. Ku telphon dia. “Assalaamu’alaikum”. suara bidadari ucap salam, untukku ucapan itu –bukan ucapannya, tapi pengucapnya- bak ibu yang lagi menentramkan bayinya di gendongan.

Seketika tenang.

Sejenak.

“wa’alaikum salam, dimana zeest?

“sekarang lagi di tempat M2KQ[2]dia jawab.

sambil sedikit rada kesel ku tanya “kenapa ga bilang di sana gitu!?, ya udah saya tunggu”.

Ruangan itu betapa gaduh dan riuh. Sangat .

Wajar, babak semi final sesi pertama sedang berlangsung.

tapi kegaduhannya tidak dapat mengalahkan gaduhnya perasaan ini: takut, kecut, bahagia, optimis, kesel, marah, harapan, semuanya menjadi sebuah obak di lautan perasaan jiwa ini.

Jam 09:41:58 HP berbunyi.

“dhil mf bgt skrng

sy dtmpt khat

dl. Pntn bgt....”

Menunggu.

Semifinal sesi pertama selesai.

Banyak yang bahagia dan lebih banyak lagi yang bersedih, bahkan yang paling banyak. Karena mungkin sudah menjadi sunnatullah pemenang tidak pernah ada dua, tiga, empat atau selanjutnya. Kenapa?...

sudah.

Kita ga usah mikirin dulu ”sunnatullah” dan “kenapa”.

Semifinal sesi kedua (terakhir) di mulai.

Semua orang masygul dengan satu kegiatan yang sama. Asyik “wajib jawab”.

Grup B pun demikian.

Tidak ada satu penonton pun yang tidak sibuk dengan menyimak para pemain yang sedang menjawab, pertanyaan-pertanyaan: tafsir qur’an, ulumul qur’an, hadits, bahasa arab, faroidh... dan segala macam tetek bengek yang bersangkut paut dengan kata qur’an.

Ya...

sekali lagi ku tegaskan semuanya dan tidak ada yang tidak, kecuali aku.

Sebetulnya aku juga sibuk. Namun kesibukanku berbeda. Aku sibuk dengan pikiranku yang hanya tertuju pada zeest: mungkinkah hari ini akan ketemu?, apa yang harus ku katakan?, beranikah aku?, mampukah aku?, bagaimana reaksinya andai aku ceritakan SEMUANYA tentang bongkah itu?: bahwa dia adalah ZEEST Ku.

Tambah lama nunggu tambah juga perasan yang tidak menentu. Bingung, kesel, sebel, kecewa, pesimis. Semua rasa itu membuatku mau pergi ke tempat buang air kecil.

“ya.. mending ke mesjid aja sambil nuggu dia di sana” pikir ku.

Sehabis hajatku tepenuhi –ku harus sadar bahwa segala puji memang milik Tuhan yan menghilangkan rasa sakit (al-adza) dan Yang memberi kesehatan (al-‘Aafiah) -- ku duduk di teras mesjid, melamun, berfikir, dan berharap.

Byaaar....

Fokus pikiran menjadi buyar.

Terobati.

Aku lihat temen: ediana.

Ku sapa.

Dia ngajak jalan. Gaya bicaranya (ngobrolnya) penuh perhatian. Dia memang punya kecerdasan interpersonal yang ingin ku punya juga.

Ku mengalah. Dan aku berfikir “ya ga apa apa lah, nanti juga dia ngasih kabar kalau dia sudah sampai di tempat Fahmil, dari pada aku harus menunggu dengan perasaan yang seperti sudah berda di kawah candra dimuka”.

Lihat-lihat Handphone, tujuan edi ngajak aku.

Aku bawa dia ke Mega Bekasi.

Masuk.

Naik eskalator.

Dilantai dua aku berputar-putar.

Bertemu dengan temen-temen yang lain, tambah muter-muter.

Jam 10:51:54 ada sms masuk

“dmn dhil”

Aku jawab

“lg k sana. Td teh

edi ngjak jaln

dl”

setelah baca dan ngejawab sms nya, ku ajak edi untuk balik ke Islamic Center.

Jalan.

Sampai di tempat tujuan. “ed saya ke mesjid”, “sok aja” jawab Edi.

Sampai di di Islamic Center pukul 10:59:04.

Masuk lagi sebuah sms.

“dhil mang kl dah

ktm sy mau

apa? Skrng sy

dah d wartel

asrm haji ”

selesai baca sms ku tersadar How stupid I am..!

apa gunanya buat zeest andai aku menemuinya?!

How childness I am....! apa yang aku miliki sampai aku berani untuk menyukainya... bukan sekedar suka.... tapi lebih dari itu.

Ku telephone dia, “teh sy nyasar, ga tahu tempat baliknya” dia menjawab “ga apa-apa deh dil”.

Ku berbohong karena memang aku tak bisa untuk menjawab sms di atas tadi. Pertanyaan yang sulit. Lebih sulit dari soal ujian penerimaan beasiswa S1 mesir, yang pernah dua kali aku ikuti. Pertanyaan-pertanyaan gampang banget.... sangat gampang. Tapi pertanyaan sms tadi buat ku memang benar-benar sulit.

Sama sekali aku tidak akan bisa menjawabnya karena aku bukan apa-apa. Aku belum menjadi apa. Aku tidak punya apa-apa.

Andai zeest marah karena sudah di bohongi. Ku akan terima semuanya karena aku yang salah. Tapi at least aku sudah minta maaf yang sebelumnya aku jelaskan dulu alasan kenapa aku berbohong dan itu pun hnya sekali saja waktu bilang “saya nyasar”

Terima kasih Tuhan!!!

Engkau telah menutupi lagi kekuranganku, ke sekian kali nya Engkau telah menutupi lagi, lagi dan lagi ke’aibanku. Andai saja saat itu kau mempertemukanku dengan zeest, mungkin kulit muka ini akan merah dengan darah yang berdesakan hendak keluar keras. Saking malunya.

Terima kasih zeest!!!

Kau telah memberi kau “kehidupan” yang lain.

Dimana aku bisa hidup di benak-benak mereka, kau inspirasi bagi ku, kau adalah zeestku.

Saat inilah ku hanya bisa jujur, kau cinta kamu, namun aku sadar Hormatku padamu melebihi segalanya.

Ku hanya pantas ‘menghormati” mu, zeest!!!

Tidak pantas yang lain, selain perhormatan.

Kau adalah istriku, dan aku adalah suamimu.



[1] Perlombaan cerdas cermat tentang ilmu-ilmu qur’an seperti, ulumul qur’an, tafhfid qur’an, tafsir qur’an, balaghah, nahwu, ilmu hadits, sejarah peradaban islam. Perlombaan ini adalah salahsatu cabang MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) yang sering diselenggarakan di Indonesia. MTQ di Indonesia tujuan awalnya adalah sebagai media syiar tentang islam kepada seluruh masyarakat di Indonesia.

[2] Singkatan dari Musabaqah Menulis Kandungan Qur’an atau lebih dikenal dengan perlombaan karya tulis ilmiah.

Senin, 28 April 2008

Kholifah Rosyidah

No

ABU BAKAR

1

BACKGROUND KEHIDUPAN

Nama aslinya Abdullah bin abi Qohafah, mempunyai gelar as-shiddiq. Beliau lebih mudah dua tahun dari Rasululloh. Sejak muda dia adalah seorang sahabat rosul, satu tetes arak pun belum pernah menyentuh bibirya (‘alim).

2

KARAKTER

Selalu patuh apa yang rosul perintahkan, baik faham ataupun tak faham (tekstual).

3

PROSESI PENGANGKATAN

(AKLAMASI)

Ketika rosul wafat beliau tidak memberikan wasiat siapa orang berhak menggantikan beliau, maka saat itu di tsaqifah bani sa’idah terjadi pertemuan antara muhajirin dan anshar menentukan siapa yang berhak apakah dari muhajirin atau anshar[1]. Pertemuan ini hamper saja menimbulkan perpecahan di kaum muslimin (antara muhajirin dan anshar), namun Umar bin Khattab yang melihat potensi (gelagat) buruk tersebut maka Umar maju kedepan porum dengan serta mengajukan pilihan Abu Bakr dengan alasan Abu Bakr adalah orang yang pertama kali masuk islam, yang paling taat beragama, dan teman nabi sejak beliau masih muda, usul umar itu ternyata di sepakati oleh semua pihak.

4

BENTUK PEMERINTAHAN

(SENTRALISTIK)

1. Legeslatif, yudikatif dan ekskutif di pegang oleh satu orang, Khalifah tapi walaupun demikian beliau suka mengajak musyawarah kepada para tokoh dalam mengambil keputusan

2. Kebijakan berpusat hanya di Madinah.

5

MASA MENJABAT

2 tahun (632-634 M/11-13 H)

6

WAFAT

634 M karena sakit (menurut versi lain karena di racun).

7

EKSPANSI

1. Irak:

Khalid bin Walid pd thn 634 M

2. Syria:

1. Abu Ubaidah


2. Amr bin Ash


3. Yazid bin Abi Sufyan


4. Syurahbil

3. Jazirah arab


8

JASA (PRESTASI)

* Penyusunan mushaf al-qur’an (yang dikenal dengan mushaf abu bakar)

9

PEPERANGAN

  1. Perang Riddah (perang melawan kemurtadan): yaitu perang untuk melawan orang-orang yang tidak patuh lagi kepada pemerintahan Madinah dengan komandan perang Khalid bin Walid
  2. Perang Yamamah, dalam perang ini ada 70 orang Huffad (para penghafal qur’an mati syahid).

No

UMAR BIN KHATTAB

1

BACKGROUND KEHIDUPAN

Nama lengkap Umar bin Khattab bin Naufal mempunyai gelar al-faruq (mampu membedakan kebenaran dan kebatilan). Beliau lahir 13 tahun setelah kelahiran Rasululloh. Pada masa muda sebelum masuk islam beliau seorang pemabuk, pembunuh, bahkan beliau mengubur anak perempuannya hidup-hidup (PREMAN).

2

KARAKTER

Patuh terhadap perintah jika faham. kalau belum faham, maka beliau mengemukakan pendapat. Beliau Menentukan suatu keputusan akan selalu dipertimbangkan dengan kondisi dan situasi (kontekstual)

3

PROSESI PENGANGKATAN

(SURAT MANDAT)

Pada masa pemerintahan Abu bakar, saat itu pasukan depan Islam sedang melakukan ekspansi di daerah Palestina, Iraq dan kerajaan Hirah. Pada waktu itu beliau sedang sakit keras bahkan beliau merasa bahwa ajalnya hamper tiba, maka beliau dengan bermusyawarah dengan beberapa tokoh memutuskan untuk menggantikan kepemimpinannya oleh “tangan kanan” beliau yaitu Umar bin Khattab.

4

BENTUK PEMERINTAHAN

(DESENTRALISTIK)

1. Legeslatif, yudikatif dan ekskutif sudah dipisah. Untuk contoh pada masa Umar di dirikan Pengadilan dengan tujuan untuk memisahkan pungsi yudikatif dan ekskutif.

2. dibentuk 8 wilayah propinsi: Mekkah, Madinah, Basrah, Kufah, Palestina, Jazirah, Syria, dan Mesir.

5

MASA MENJABAT

10 tahun (634-644 M/13-23H)

6

WAFAT

644 M karena di bunuh oleh seorang budak Persia: Abu Lu’lu’ah Al-fairuz

7

EKSPANSI

Syria (Damaskus)

635 M

Al-Qadisiyyah di Irak

Sa’ad bin Abi Waqas th 637 M

Iskandaria ibu kota Mesir

’Amr bin ’Ash 641 M

Persia


Palestina


Jazirah arab


8

JASA (PRESTASI)

  1. Didirikan pengadilan
  2. Didirikan jawatan kepolisian
  3. Didirikan jawatan pekerjaan umum
  4. Didirikan Baitul Maal
  5. Didirikan penjara
  6. Diatur dan ditertibkan sistem pembayaran gaji dan pajak tanah
  7. Dibuatnya mata uang
  8. Diciptakan tahun Islam (tahun Hijriah)

9

PEPERANGAN

  1. Perang Yarmuk (13 H/ 634 M)
  2. Perang di Ajnadin (16 H/ 636 M).
  3. Penaklukan Baitul maqdis (18 H/ 639 M)
  4. Pembebasan Irak dan Persia
  5. Pertempuran Kadisia (16 H/ 636 M)
  6. Pertempuran di Nahawand (21 H/ 642 M)

No

UTSMAN BIN AFFAN

1

BACKGROUND KEHIDUPAN

Beliau 5 tahun lebih muda dari nabi. Masuk islam atas ajakan Abu Bakar As-Shiddiq. Mempunyai gelar Dzu-Nura’in (karena menikahi 2 putri nabi: Ruqoyyah dan Ummu Kultsum. Seorang saudagar kaya.

2

KARAKTER

Lemah lembut, sangat pemalu, dan dermawan.

3

PROSESI PENGANGKATAN

(PEMILIHAN PERWAKILAN)

Setelah pembunuhan yang dilakukan oleh Abu lu'lu'ah terhadap umar. Maka umar jatuh sakit, oleh karena itu beliau menunjuk enam sahabat (DEWAN SYURA) yaitu: Usman, Ali, Thalhah, Zubair, Sa'ad Bin Abi Waqas Dan Abdurrahman Bin 'Auf. Enam orang ini mempunyai hak memilih dan dipilih. Karena pertimbangan umar dikhawatirkan terjadinya draw. Maka umar memilih juga Abdullah bin Umar untuk ikut dalam musyawarah tersebut. Namun hak Abdullah bin Umar dalam musyawarah itu hanya hak memilih saja tidak punya hak dipilih.

4

BENTUK PEMERINTAHAN dan KONDISI

(DESENTRALISTIK)

5

MASA MENJABAT

12 tahun (644-655 M/13-35 H)

6

WAFAT

655 M/ 35 H. Ketika itu terjadi provokasi dari Abdullah bin Saba yang akhirnya menimbulkan pengepungan Rumahnya Usman bin Affan.

7

EKSPANSI


1. Armenia


2. Tunisia


3. Rhodes


4. Persia

Transoxania


Tabaristan



8

JASA (PRESTASI)

1. Menyusun al-Qur’an dalam satu mushaf.

2. Membangun bendunga untuk menjaga arus banjir yang besar.

3. Memperluas mesjid madinah.

9

PEPERANGAN


No

ALI BIN ABI THALIB

1

BACKGROUND KEHIDUPAN

Lahir tahun ke-10 sebelum kerasulan Nabi Muhammad SAW. Sejak usia 6 tahun beliau di urus oleh Nabi Muhammad saw. Beliau adalah orang yang kedua menerima ajakan dakwah Islam setelah Siti Khadijah. Beliau sering di do’akan dengan karromallahu Wajhahu (semoga Allah memuliakannya) alasan di do’akan dengan do’a tersebut karena

2

KARAKTER

Sederhana, Pemberani dan Cerdas.

3

PROSESI PENGANGKATAN

(PEMILIHAN LANGSUNG)

Selepas pembunuhan usman bin affan negara Islam menjadi kucar kacir dan tidak stabil. Pihak pemberontak meminta Ali mengambil alih posisi khalifah. Pada awalnya Ali merasa enggan namun setelah melihat Negara Islam kocar-kacir masyarakat ramai-ramai membai’at Ali bin Abi Thalib kecuali golongan umawiyyah yang diketuai Muawiyah bin Abi Supyan.

4

BENTUK PEMERINTAHAN dan KONDISI

(DESENTRALISTIK)

5

MASA MENJABAT

6 tahun (20 (17) Ramadhan 40 H/660M).

6

WAFAT

Pada tahun 660 beliau dibunuh oleh Abdurrohman bin Muljam (seorang Khawarij)

7

EKSPANSI


8

JASA (PRESTASI)

1. Menyusun al-Qur’an dalam satu mushaf.

2. Membangun bendunga untuk menjaga arus banjir yang besar.

3. Memperluas mesjid madinah.

9

PEPERANGAN

  1. Perang Onta (Jamal) Th 656 M: Ali Vs Aisyah, Thalhah dan Zubair.
  2. Perang Shiffin [2] Th 657 M: Ali Vs Mua’wiyyah

3. Perang Nahrawan th 657 M: Ali Vs Pihak yang tidak setuju dengan hasil arbitrase.



[1] Orang muhajirin berpendapat bahwa dari kelompok muhajirinlah yang berhak menggantikan rosul dengan alasan karena mereka adalah orang pertama kali masuk Islam di banding orang anshar dan ke-2 kaum muhajirin adalah orang yang paling lama bersama nabi dalam perjuangan. Orang anshar berpendapat bahwa dari kelompok ansharlah yang berhak menggantikan Rosul dengan alasan karena mereka orang yang sangat membantu Nabi dan orang muhajirin ketika lari kejaran musuh.

[2]Pada perang ini kelompok Mua'wiyyah hampir mengalami kekalahan, namun Mua'wiyyah mengangkat mushaf al-qur'an dengan pedangnya sebagai tanda untuk mengajak adanya komporomi (diplomasi) peristiwa ini disebut dengan Abtirase (tahkim). Para pengikut Ali terbagi dua kelompok; ada yang setuju dan ada juga yang tidak. namun setelah dipertimbangkan Ali bin Abi Tholib menyetujui adanya kompromi. Dalam diplomasi ini Ali mengalami kekalahan. Setelah peristiwa ini kelompok islam secara politik terbagi menjadi tiga bagian, yaitu; Syi'ah, Khowarij dan Sunni.